background

GALLERY PHOTO

Desa Paokmotong Kec.Masbagik, Lotim NTB

  • image1
  • image2
  • image3
  • image4
  • image2
  • image1
  • image4
  • image3
Para Bapak dan Ibu yang terhormat,
Memasuki abad XXI dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Pertama, sebagai akibat dari multi krisis yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era globalisasi, dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian system pendidikan nasional, sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keragaman potensi, kebutuhan daerah, peserta didik, dan mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.

Permasalahannya adalah ketidaksiapan bangsa Indonesia menghadapi ketiga tantangan di atas, disebabkan rendahnya mutu sumber daya manusianya. Untuk menghadapi tantangan itu, diperlukan upaya serius melalui pendidikan sejak dini yang mampu meletakkan dasar-dasar pemberdayaan manusia agar memiliki kesadaran akan potensi diri dan dapat mengembangkannya bagi kebutuhan diri, masyarakat dan bangsa sehingga dapat membentuk masyarakat madani.

Pendidikan anak usia dini merupakan hal paling mendasar yang dilakukan sedini mungkin dan dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Menyeluruh, artinya layanan yang diberikan kepada anak mencakup layanan pendidikan, kesehatan dan gizi. Terpadu mengandung arti layanan tidak saja diberikan pada anak usia dini, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat sebagai satu kesatuan layanan.

Semua orang guru
Semua tempat sekolah

Belajar Sejak dini
Belajare Sejak Dini

PermataHatiNTB, Masbagik - Sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa memberikan pendidikan anak usia dini cukup dilakukan oleh orang dewasa yang tidak memerlukan pengetahuan tentang PAUD. Selain itu juga mereka menganggap PAUD tidak memerlukan profesionalisme. Pandangan tersebut adalah keliru.

Kenyataannya semakin banyak ibu-ibu bekerja di luar rumah, oleh karena itu haruslah orang yang menggantikan peran ibu tersebut memahami proses tumbuh kembang anak.

Pembelajaran pada anak usia dini adalah proses pembelajaran yang dilakukan melalui bermain. Ada lima karakteristik bermain yang esensial dalam hubungan dengan PAUD (Hughes, 1999), yaitu: meningkatkan motivasi, pilihan bebas (sendiri tanpa paksaan), non linier, menyenangkan dan pelaku terlibat secara aktif.

Bila salah satu kriteria bermain tidak terpenuhi misalnya guru mendominasi kelas dengan membuatkan contoh dan diberikan kepada anak maka proses belajar mengajar bukan lagi melalui bermain. Proses belajar mengajar seperti itu membuat guru tidak sensitif terhadap tingkat kesulitan yang dialami masing-masing anak.

Ketidaksensitifan orangtua terhadap kesulitan anak bisa juga terjadi, alasan utama yang dikemukakan biasanya karena kurangnya waktu karena orangtua bekerja di luar rumah.

Memahami perkembangan anak, Permata Hati melalui interaksi dan interdependensi antara orangtua dan guru terus melakukan penggalian potensi kecerdasan anak untuk semakin optimal. Interaksi dilakukan dengan cara guru dan orangtua memahami bersama-sama perkembangan anak dan kemampuan dasar minimal yang perlu dimiliki anak, yaitu musikal, kinestetik tubuh, logika matematika, linguistik, spasial, interpersonal dan intrapersonal, karena pada umumnya semua orang punya tujuh intelegensi itu, tentu bervariasi tingkat skalanya.



Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Anak adalah perwujudan cinta kasih orang dewasa yang siap atau tidak untuk menjadi orang tua. Memiliki anak, siap atau tidak, mengubah banyak hal dalam kehidupan, dan pada akhirnya mau atau tidak kita dituntut untuk siap menjadi orang tua yang harus dapat mempersiapkan anak-anak kita agar dapat menjalankan kehidupan masa depan mereka dengan baik.

Mengenal, mengetahui, memahami dunia anak memang bukan sesuatu yang mudah. Dunia yang penuh warna-warni, dunia yang segalanya indah, mudah, ceria, penuh cinta, penuh keajaiban dan penuh kejutan. Dunia yang seharusnya dimiliki oleh setiap anak anak namun dalam kepemilikanya banyak bergantung pada peranan orang tua.

Para ahli sependapat bahwa peranan orang tua begitu besar dalam membantu anak-anak agar siap memasuki gerbang kehidupan mereka. Ini berarti bahwa jika berbicara tentang gerbang kehidupan mereka, maka akan membicarakan prospek kehidupan mereka 20-25 tahun mendatang. Pada tahun itulah mereka memasuki kehidupan yang sesungguhnya. Masuk ke dalam kemandirian penuh, masuk ke dalam dunia mereka yang independen yang sudah seharusnya terlepas penuh dari orang tua dimana keputusan-keputusan hidup mereka sudah harus dapat dilakukan sendiri. Disinilah peranan orang tua sudah sangat berkurang dan sebagai orang tua, pada saat itu kita hanya dapat melihat buah hasil didikan kita sekarang, tanpa dapat melakukan perubahan apapun.

Mengapa orang tua perlu meningkatkan intelektualitas anak demi mempersiapkan mereka masuk sekolah? Jawabannya, sekolah saat ini meminta persyaratan yang cukup tinggi dari kualitas seorang siswa. Masih didapat siswa yang masuk SD sudah diperkenalkan dengan berbagai macam pelajaran dan ilmu sejak dini. Anak-anak sudah harus memiliki kreativitas yang tinggi sejak kecil. Oleh sebab itu, anak-anak yang memiliki intelektualitas yang tinggi akan lebih mudah menerima dengan baik semua yang diajarkan. Mereka akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, lebih mudah beradaptasi, lebih mudah menerima hal-hal yang baru, atau intelektualitas anak bisa dikembangkan jauh sebelum mereka masuk ke sekolah. Kondisi seperti itulah yang menempatkan orang tua sebagai guru pertama dan utama bagi anak-anaknya dalam program pendidikan informal yang terjadi di lingkungan keluarga.

Sebagai orang tua kita ingin memberikan pendidikan yang terbaik pada anak-anak kita. Dan hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, memilihkan sekolah yang baik buat anak-anak kita.

Saat memasukan anak-anak kita ke Permata Hati berbeda dengan Sekolah Dini lainnya, karena yang diutamakan adalah beradaptasi/sosialisasi dengan teman sebayanya disamping ada tujuan lain diantaranya : bermain & bersenang-senang, sharing, merasakan "menang dan kalah", melatih kreatifitas anak, melatih motorik kasarnya, mempersiapkan anak agar pada saat masuk jenjang sekolah berikutnya sudah tidak lagi susah dalam bergaul/beradaptasi dengan guru serta teman-temannya..



Orang tua Sebagai Guru Pertama

Kegiatan dan proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan ini harus bekerja sama dan saling mendukung untuk hasil yang maksimal dalam membentuk kepribadian seorang anak yang baik dan sholeh.

Lingkungan pertama yang punya peran adalah lingkungan keluarga, disinilah anak dilahirkan,di rawat dan dibesarkan. Disinilah proses pendidikan berawal, orang tua adalah guru pertama dan utama bagi anak. Orang tua adalah guru agama, bahasa dan sosial pertama bagi anak, kenapa demikian? Karena orang tua (ayah) adalah orang yang pertama kali melafazdkan adzan dan iqomah ditelinga anak di awal kelahirannya. Orang tua adalah orang yang pertama kali mengajarkan anak berbahasa dengan mengajari anak mengucapkan kata ayah, ibu, nenek, kakek dan anggota keluarga lainnya. Orang tua adalah orang yang pertama mengajarkan anak bersosial dengan lingkungan sekitarnya.

Orang tua, ibu khususnya karena seorang ibu yang biasanya punya banyak waktu bersama anak dirumah, bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anaknya, jika seorang ibu mampu mengarahkan, membimbing dan mengembangkan fitrah dan potensi anak secara maksimal pada tahun-tahun pertama kelahiran anak dimana anak belum disentuh oleh lingkungan lain, dalam artian anak masih suci.

Masa-masa anak hanya berinteraksi dengan anggota keluarga, ini adalah saat yang tepat bagi orang tua untuk membentuk karakter seorang anak. Orang tualah yang mengarahkan kehidupan anak dengan kebiasaan yang dilakukan sehari-hari dirumah yang merupakan teladan bagi anak.

Disadari atau tidak oleh orang tua, gerak-gerik dan tingkah laku mereka sehari-hari yang setiap waktu bahkan setiap saat dilihat, dirasakan dan di dengar oleh anak adalah proses belajar bagi mereka.

Kalau materi yang sering diterima anak baik, sebuah keluarga yang harmonis, hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang, secara otomatis unsur-unsur kebaikan itu akan tertransfer kedalam diri anak, disaat itu bisa dikatakan orang tua telah berhasil menjadi seorang guru yang baik bagi anaknya. Namun jika materi yang sering diterima anak tidak baik, seperti kekerasan dalam rumah tangga, perhatian dan kasih sayang yang kurang karena orang tua sibuk dengan urusan masing-masing, ucapan-ucapan yang tidak baik, disaat itu orang tua telah gagal menjadi guru pertama dan utama bagi anak.

Proses kehidupan dalam sebuah keluarga adalah proses belajar pertama bagi anak sebelum mereka hidup dalam lingkungan yang lebih luas yaitu sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu seharusnya setiap orang tua harus mampu memanfaatkan masa-masa ini untuk mengembangkan potensi anak untuk membentuk pribadi yang sempurna.

Setiap oarng tua selalu mengatakan dan berharap punya anak yang baik dan sholeh. Jadi untuk mewujudkan keinginan dan harapan itu, jadilah orang tua sekaligus guru bagi anak dirumah, dengan menyajikan materi-materi yang mereka butuhkan yaitu suasana yang tenang tanpa pertengkaran dan kekerasan, kasih sayang dan perhatian yang cukup dari sosok seorang ibu dan ayah (jadilah ayah dan ibu ideal bagi anak-anak Anda).

Selanjutnya agar fitrah dan potensi anak semakin berkembang dan terarah, yang mungkin dalam hal ini orang tua punya keterbatasan, anak mendapatkan bimbingan dan arahan dari guru disekolah sebagai lembaga pendidikan secara formal. Disini anak di didik dan dibimbing oleh seorang guru, dan anak berinteraksi dengan teman sebaya.

Di sekolah terlihat hasil dari pola asuh orang tua dirumah sebelum anak terjun kelingkungan sekolah. Ada anak yang baik dan punya sopan santun, dan ada juga yang terbiasa berkata tidak sopan dan banyak lagi macam karakter-karakter anak yang lain. Semua model karakter anak tersebut adalah hasil dari didikan orang tua dirumah.

Sesuatu yang ditanamkan dan dibiasakan oleh orang tua sebagai dasar karakter anak itulah yang kelihatan dalam diri anak pada tahap berikutnya. Perbedaan-perbedaan ini bisa terlihat ketika anak-anak berkumpul dan bergabung jadi satu, disanalah terlihat bermacam-macam kepribadian dan karakter mereka.

Tugas guru disini membantu orang tua untuk membimbing dan mengembangkan potensi anak agar lebih terarah. Sekali lagi sifatnya hanya membantu, semaksimal apapun usaha yang dilakukan seorang guru tanpa bantuan dari orang tua hasilnya sia-sia. Karena waktu guru bersama anak dan orang tua bersama anak berbanding 25% dan 75%. Anak lebih kurang hanya punya waktu 25% perhari bersama guru disekolah, sisanya 75% lagi anak menghabiskan waktu bersama orang tua dirumah. Lagi pula saat anak berada disekolah, seorang guru tidak akan mampu memperhatikan anak didiknya satu persatu yang kadang jumlahnya melebihi kapasitas, dan dalam masalah ini guru tidak punya wewenang apa-apa, guru hanya menjalankan tugas mengajar dan menjadi seorang pendidik.

Intinya walaupun anak sudah diserahkan ke Permata Hati, bukan berarti urusan pendidikan anak adalah tanggung jawab sekolah dan orang tua lepas tangan dan melalaikan pendidikan anak. Yang harus dilakukan adalah orang tua menjalin kerja sama dan komunikasi yang baik dengan pihak sekolah atau guru, agar tidak terjadi kesalah-pahaman dalam mendidik anak.

Setelah orang tua dibantu oleh guru di sekolah, selanjutnya anak akan masuk pada lingkungan sosial yaitu masyarakat. Kematangan anak untuk masuk pada lingkungan masyarakat tidak terlepas dari peran orang tua. Tentunya orang tua telah mempersiapkan anaknya untuk memasuki lingkungan masyarakat, di sekolah juga anak telah belajar hidup bersosial dengan adanya interaksi antara anak yang satu dengan yang lainnya. Pelajaran yang diperoleh anak dari orang tua dan guru menjadi bekal bagi anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas.

Tugas lingkungan masyarakat adalah memelihara dan melestarikan apa yang sudah dimiliki anak, dengan cara menciptakan lingkungan masyarakat yang sehat dan bebas dari penyimpangan-penyimpangan yang bisa merusak jiwa anak. Usaha ini masih titik awalnya berasal dari setiap orang tua, karena masyarakat itu merupakan gabungan dari satu keluarga dengan keluarga lainnya. Apabila setiap orang tua yang ada disatu lingkungan yang disebut masyarakat sudah melaksanakan kewajiban, tugas dan tanggung jawab masing-masing pada anaknya niscaya akan tercipta lingkungan yang baik dan sehat selanjutnya anak juga akan berkembang dengan baik dan sempurna. Jadi titik awal dari pembentukan kepribadian seorang anak dan masyarakat adalah orang tua. Seandainya setiap orang tua menyadari tugas dan tanggung jawabnya serta mampu menjadi guru pertama bagi anak-anaknya, mungkin akan terlahir generasi muda yang punya kepribadian tangguh dan anak-anak sholeh.
Donasi untuk paud di desa
Peduli Belajar Sejak Dini
Gerakan Peduli Belajar Sejak Dini (GPBSD) adalah gerakan kepedulian sosial untuk menjamin keberlangsungan pendidikan anak sejak dini melalui pola pengasuhan

Pola dukungan kepedulian dalam program ini diartikan sebagai pemberian jaminan biaya pendidikan bagi pembiayaan kegiatan belajar pada paud-paud swadaya masyarakat di desa-desa sekaligus membangun “ikatan kasih sayang dan persaudaraan” antara anak dan orang tua dari latar belakang berbeda melalui berbagai saluran komunikasi secara intensif.

Gerakan Peduli Belajar Sejak Dini adalah sinergi program Permata Hati dengan banyak pihak serta didukung oleh beberapa komunitas peduli pendidikan di desa untuk menjembatani masyarakat dalam menyalurkan kepedulian social secara efektif dan tepat sasaran.

Bentuk ProgramBentuk Program Gerakan Peduli Belajar Sejak Dini adalah pemberian beasiswa pendidikan kepada sasaran yang meliputi pembiayaan SPP, sepatu dan seragam, buku-buku pelajaran dan subsidi biaya pendidikan lainnya minimal selama 1 tahun.

Sasaran Program
Sasaran/penerima manfaat program ini adalah anak-anak yang belajar sejak dini di paud-paud yang berada di desa yang membutuhkan dukungan banyak hal untuk keberlangsungannya
 
Konsep program
Program Gerakan Peduli Belajar Sejak Dini adalah program pemberian beasiswa dan pengadaan fasilitas pendidikan kepada anak-anak di desa yang sedang menempuh pendidikan dini di PAUD melalui model “orangtua asuh”.
  • Setiap Anak Asuh akan mendapatkan satu Orang Tua Asuh yang akan menjamin biaya pendidikan selama 1 tahun dan dapat diperpanjang kembali.
  • Setiap orang Tua Asuh dapat memiliki beberapa anak asuh.
  • Setiap Orang Tua Asuh akan memperoleh akses komunikasi kepada anak asuh sehingga dapat memantau perkembangan anak yang diasuhnya.
  • Permata Hati akan menjadi jembatan penghubung antara Orang Tua Asuh dan anak asuh.
  • serta akan menggelar pertemuan antara Orang Tua Asuh dan Anak Asuh melalui serangkaian kegiatan.
Paket Donasi
Paket donasi untuk 1 anak desa selama 1 tahun sebesar Rp. 2.000.000,- (Donasi dapat diansur maksimal 10 kali dalam 1 tahun).

Donasi tersebut diperuntukkan untuk :
  1. Pembayaran SPP selama 1 tahun
  2. Pengadaan sepatu, seragam dan tas.
  3. Pengadaan buku pelajaran
  4. Subsidi alat dukung belajar dan bermain serta biaya pendidikan lainnya.
Donasi dapat disalurkan secara langsung ke Permata Hati atau melalui transfer rekening ke ........
 
Konfirmasi donasi dan pendaftaran menjadi orang tua asuh dapat dilakukan melalui :

1. SMS CENTER : 083129621583

>> Ketik : GPBSD # Nama # alamat lengkap # telp # jumlah anak asuh # nominal donasi # tanggal transfer

2. Mengisi Form Pendaftaran Donasi Peduli Belajar Sejak Dini.
Konsep Pendidikan Permata Hati NTB
Bermain
Pengantar
Mengutip Pernyataan Mayesty (1990:196-197) bagi seorang anak, bermain adalah kegiatan yang mereka lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Anak dini tidak membedakan antara bermain, belajar dan belajar. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya di manapun mereka memiliki kesempatan.

Selanjutnya Piaget dalam Mayesty (1990:42) mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan /kepuasan bagi diri seseorang ; sedangkan parten dalam Mayesty (1990:61-62) memandang kegiatan bermain sebagai sarana Sosialasasi, diharapkan melalui bermain dapat memberi kesempatan anak berekplorasi, menemuka, mengeksplorasikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu, kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa anak hidup serta lingkungan tempat dimana anak hidup.

Selanjutnya Buhler dan Danziger dalam Roger dan Sawyers (1995:95), berpendapat bahwa bermain adalah kegiatan yang menimbulkan kenikmatan; sedangkan Freud menyakini bahwa walaupun bermain tidak sama dengan bekerja tetapi anak menganggap bermain sebagai sesuatu yang serius.

Docket dan Fleer (2000:41-43) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karna melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan suatu aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktivitas lainnya seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir.

Vygosky dalam Naughton (2003;46) percaya bahwa bermain membantu perkembangan kognitif anak secara langsung, tidak sekadar sebagai hasil dari perkembangan kognitif seperti yang dikemukakan oleh Piaget. Ia menegaskan bahwa bermain simbolik memainkan peranan yang sangat penting dalam berkembangan berfikir abstrak. Sejak anak bermain pura-pura, maka anak menjadi mampu berfikir tentang makna-makna objek yang mereka representasikan secara independen.

Perjalanan anak usia dini menganut pendekatan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermaian anak-anak akan menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tubuhnya, mengeksplorasi duni sekitar, menemukan seperti apa diri merekasendiri,.Dengan demikian, anak-anak menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain,anak-anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlain baru dan belajar (learn) kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang jadi kebutuhannya (need). Lewat bermaian, fisik anak akan terlatih, kemampuan kognitif dn kemampuan berinteraksi dengan orang lain akan berkembang.

Bermain adalah dunia anak melalui kegiatan bermain anak mengembangkan berbagai aspek kecerdasannya jamak. Permainan edukatif dapat membantu mengoptimalkannya. Melalui bermain anak juga dapat mengenal siapa diri dan lingkungannya , dan tak kalah penting anak dikenalka kepada Tuhannya melalui makhluk cptaannya. Ketika anak bermain air, ajak anak berfikir tentang manfaat dan bahayanya. Beri anka kesempatan untuk mengemukakan apa pendapatnya atau apa yang dilihatnya. Bermaian merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anak usia dini dengan menggunakan strategi, metode dan materi /bahan dan media yang menarik agar mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi (penjajakan) menemukan dan memamfaatkan benda-benda disekitarnya. Salah satu contohnya dalam bermain kartu angka bilangan terbesar dan terkecil, bermain kata tentang sinonim dan antonim bermain kuda bisik untuk menyampaikan pesan. 


KURIKULUM PAUD
KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ”PERMATA HATI” DESA PAOKMOTONG
KECAMATAN MASBAGIK KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Disusun Oleh :
Tim Kurikulum
PAUD ANAK Permata Hati
2014


TUJUAN

Membangun dan menghasilkan generasi yang tangguh secara fisik dan psikis yang memiliki kecerdasan sesuai dengan potensinya.
Mengembangkan potensi anak secara optimal.
Memberikan layanan pengasuhan, perawatan dan pendidikan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik perkembangan anak.
Memberikan stimulasi dan intervensi pendidikan dengan mendeteksi perkembangan anak secara optimal.

PROGRAM KEGIATAN BELAJARProgram yang diterapkan di PAUD Permata Hati mengacu pada Kurikulum KBK 2004 Departemen Pendidikan Nasional, yang dimodifikasi oleh aktifis pendidikan anak Usia Dini sesuai dengan perkembangan anak (Developmentally Appropriate Practice = DAP) serta berbasis pada Kecerdasan Jamak (Muiltiple Intelligent).
 

Program Kegiatan Belajar dan Bermain KBB Permata Hati meliputi program Kegiatan Kurikuler dan Program Kegiatan Ekstra Kurikuler. Kedua Program ini dalam pelaksanaan pembelajarannya diaplikasikan dengan model pembelajaran Sentra Bermain Aktif yang berisi berbagai variasi kegiatan Bermain Seraya Belajar yang merupakan ciri dari Kelas Berpusat Pada Anak (Child Oriented).
 

Ruang lingkup kedua Program Kegiatan diuraikan berikut ini :
I. Program Kegiatan Kurikuler
Program Kegiatan Kurikuler adalah program yang disusun berdasarakan Kurikulum Diknas / Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan disesuaikan dengan ciri khas KBB Permata Hati. Program ini terdiri dari 6 aspek pengembangan, yaitu:
 

1. Pengembangan Moral dan Nilai Agama
Meliputi pembiasaan Perilaku positif, penanaman Kemandirian dan Disiplin serta pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan (IMTAQ).
Pengembangan ini mengarah pada pencapaian Kecerdasan Spiritual.
 

2. Pengembangan Sosio Emosional
Meliputi pengembangan Perasaan dan Emosi serta pengembangan Kemampuan Sosial / Sosialisasi untuk peningkatan kepekaan terhadap kehidupan bermasyarakat.
Pengembangan ini mengarah pada pencapaian Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Interpersonal dan Naturalistik.
 

3. Pengembangan Bahasa
Meliputi pengembangan Bahasa agar anak mampu berkomunikasi secara aktif dan pasif dengan lingkungan. Pengembangan Bahasa mengarah pada pencapaian Kecerdasan Linguistik.
 

4. Pengembangan Kognitif
Meliputi pengembangan Matematika Permulaan dan Sains Permulaan.
Pengembangan ini mengarah pada pencapaian Kecerdasan Logika Matematika dan Kecerdasan Visual Spatial.
 

5. Pengembangan Seni
Meliputi pengembangan Seni Musik dan Seni Tari sederhana serta keterampilan membuat karya kreatif (kerajinan tangan).
Pengembangan Seni mengarah pada pencapaian Kecerdasan Musikal dan Visual Spatial.
 

6. Pengembangan Fisik
Meliputi pengembangan Motorik Halus (fine motor) dan Motorik Kasar (gross motor) untuk pertumbuhan dan kesehatan anak.
Pengembangan Fisik mengarah pada pencapaian Kecerdasan Body Kinestetik.

Setiap Program Pengembangan tersebut di atas (6 Aspek Pengembangan) terdiri beberapa indikator kemampuan dasar yang ingin dicapai. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya, setiap kemampuan dasar yang diajarkan dikaitkan dengan Tema yang berlaku untuk waktu tertentu. Tema ini kemudian dijabarkan menjadi tema yang lebih khusus atau lebih spesifik (Sub Tema).

Sub Tema dipilih dan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama tim guru KB dengan memperhatikan lingkungan anak, kesukaan dan minat belajar anak serta disesuaikan dengan ketersediaan fasilitas belajar sekolah.

Tujuan penggunaan Tema adalah agar kegiatan belajar yang diciptakan dapat lebih bermakna (meaning full), menarik dan menyenangkan (fun & enjoyfull) serta dapat memperkaya pengalaman serta perbendaharaan kata anak.

II. Program Kegiatan Ekstra KurikulerKegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran, yang merupakan kegiatan pengayaan dari program kurikuler.
 

Program Kegiatan Ekstra Kurikuler KB Ceria, terdiri dari :
1. Bahasa Inggris
2. Melukis
3. Gerak Kreatif (Menari)
4. Komputer
5. Berenang
6. IQRO’ (bagi anak muslim)

Sentra Bermain Aktif

Suasana belajar di Kelompok Bermain adalah suasana Bermain Seraya Belajar, dimana terlihat anak melakukan kegiatan bermain yang menyenangkan dan ia tidak merasakan bahwa sesungguhnya ia sedang belajar tentang berbagai hal.
Kegiatan bermain yang dilakukan anak berada dalam situasi belajar/situasi kelas yang informal, dimana anak diberikan kesempatan untuk memilih beberapa kegiatan pada Sentra Bermain Aktif /Area Kegiatan yang sudah disiapkan guru.

Sentra Bermain adalah area kegiatan yang dirancang di dalam atau di luar kelas, yang berisi berbagai kegiatan bermain dengan bahan-bahan yang dibutuhkan dan disusun berdasarkan kemampuan anak serta sesuai dengan tema yang dikembangkan dan dirancang terlebih dahulu.

Sentra memungkinkan anak untuk melakukan manipulasi terhadap berbagai objek, terlibat dalam role playing saling bercakap-cakap dengan teman-temannya, bereksplorasi, berinteraksi secara fisik, emosional, sosial dan secara kognitif serta kegiatan variatif yang menarik lainnya.

Sentra memberikan kesempatan pada anak untuk bermain baik secara individual, kelompok kecil maupun kelompok besar dan bahkan secara klasikal. Anak diperbolehkan memilih kegiatan yang menarik baginya dan akhirnya akan menjadikan anak sebagai pembelajar yang aktif dan interaktif.

Kegiatan bermain dilakukan anak dalam kelompok kecil di Sentra/Area-Area yang didalamnya terdapat berbagai material bermain. Setiap Sentra bermain telah disiapkan oleh guru sesuai dengan Program Pengembangan yang akan diajarkan kepada anak, dengan jadual yang telah ditentukan. Semua kegiatan bermain diarahkan untuk pencapaian target yang disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak (child oriented).

Dengan menggunakan sentra bermain aktif, anak akan terlibat secara aktif baik secara fisik maupun mental karena anak mendapatkan berbagai pengalaman belajar dengan melihat, mendengar dan mengerjakan secara langsung/praktek langsung (learning by doing).

Berbagai Sentra Bermain Aktif yang akan disiapkan adalah :

Sentra ImTaqSentra ini berisi berbagai kegiatan untuk menanamkan nikai-nilai agama, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang sederhana dan menyenangkan bagi anak mengingat bahwa pengenalan dan pemahaman terhadap agama merupakan suatu konsep yang abstrak yang perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkret bagi anak. Bahan-bahan yang disiapkan adalah berbagai bangunan ibadah berbentuk mini, alat-alat beribadah dan kitab berbagai agama, buku-buku cerita, gambar-ganbar dan alat permainan lain yang bernuansa agama.

Sentra Bermain BalokSentra balok berisi macam-macam balok dengan berbagai bentuk dan ukuran untuk menciptakan bangunan yang dimajinasikan anak atau bangunan lain yang telah dikenal seperti rumah, kebun binatang, gedung perkantoran, jembatan dll. Melalui kegiatan membangun balok, anak mengembangkan kemampuan matematika/berhitung permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah serta memperkuat daya konsentrasi. Benda-benda seperti mobil, truk, orang-orangan/boneka, hewan, kapal terbang, kain dapat ditambahkan sebagai pelengkap bermain balok. Benda-benda ini diberikan setelah anak selesai membuat bangunan dengan balok untuk kegiatan microplay.

Sentra Bermain PeranSentra ini memiliki berbagai pakaian dan asesoris yang mendorong anak untuk memperagakan apa yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari, membantu anak untuk memahami dunianya dan memainkan berbagai macam peran. Pemilihan berbagai benda/pakaian dan asesoris tergantung pada minat anak pada saat itu. Guru menyiapkan berbagai perlengkapan bermain peran yang berbeda setiap minggu.

Sentra SeniMelalui bahan-bahan baru dan pengalaman fisik secara langsung, sentra seni dapat menimbulkan rasa senang, mengembangkan dan mengeksplorasi daya kreativitas anak memacu komunikasi verbal dan non verbal, kepercayaan diri, perkembangan motorik halus dan kasar serta kemampuan intelektual anak. Bahan-bahan yang digunakan antara lain; kertas, cat air, krayon, spidol, gunting, kapur, lilin, kain, potongan bahan/gambar untuk digunting dan ditempel dan bahan-bahan seni lainnya. Bahan alami juga dapat digunakan seperti kayu, daun-daun, pasir, batu, kulit telur dan lain-lain.

Sentra PersiapanSentra persiapan meliputi berbagai kegiatan persiapan membaca permulaan, menulis permulaan serta berhitung permulaan untuk anak. Kegiatan persiapan ini harus dilaksanakan dalam suasana bermain. Bahan yang digunakan adalah buku-buku dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, menulis dan matematika. Berbagai kegiatan bermain di sentra ini dapat membantu anak belajar mencocokan, berhitung dan mengelompokkan serta menciptakan sendiri permainan yang mereka sukai dan berlatih kemampuan berbahasa. Sentra persiapan akan mengembangkan kemampuan intelektual anak, otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar keterampilan sosial seperti berbagi, bernegosiasi dan memecahkan masalah.

Sentra Bahan Alam dan Sains
Sentra ini memberikan banyak kesempatan bagi anak untuk menggunakan panca inderanya, dengan cara mengeksplorasi bahan-bahan alami, menciptakan, berpikir dan berkomunikasi serta melatih otot halus dan kasarnya. Kegiatan sains mencerminkan langsung minat anak terhadap kejadian-kejadian alamiah dan berbagai benda yang ditemukan anak. Konsep-konsep matematika, IPA, gagasan-gagasan ilmiah dan kreativitas juga dapat dikembangkan di sentra ini. Bahan-bahan yang diperlukan adalah daun, ranting kayu pasir, batu, biji-bijian dll, sedangkan alat yang dapat digunakan diantaranya adalah sekop, saringan, kerucut, ember dll.

Sentra MusikMusik dapat dilakukan sepanjang hari aktivitas anak untuk menyatukan kegiatan belajar melalui bernyanyi, menggerakkan badan, bertepuk tangan, menari dan memainkan alat-alat musik atau menyimak dengan tenang. Sentra musik dengan berbagai jenis alat musiknya, dapat mengembangkan panca indera anak, memperkuat otot halus dan kasar serta mendorong kreativitasnya.

Area Kegiatan di luar kelas (Out Door Area)Kegiatan di luar kelas merupakan bagian yang penting dalam jadual kegiatan sehari-hari karena anak dapat belajar mengenal lingkungannya dan mengembangkan kecintaan terhadap lingkungan sehingga membantu anak memahami bagaimana menempatkan diri di dunianya. Anak juga akan belajar ilmu pengetahuan alam, matematika, keterampilan sosial, serta meningkatkan penggunaan otot-otot halus dan kasar ketika melakukan kegiatan di luar kelas.

Jenis-jenis sentra yang dipaparkan di atas tidaklah mutlak, artinya guru dapat mengembangkan lagi jenis-jenis sentra lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan bermain anak dan perkembangan ilmu pengetahuan serta kondisi lingkungan.

PROGRAM KEGIATAN TAHUNANProgram Kegiatan Tahunan PAUD Permata Hati dilaksanakan dengan kegiatan yang bervariasi yang meliputi :

a. Kunjungan luarAdalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan mengunjungi tempat sumber belajar secara langsung untuk mendapatkan informasi/pengetahuan yang menunjang materi belajar. Kegiatan ini bermanfaat bagi perkembangan nalar anak, memenuhi rasa ingin tahu dan perkembangan sosial anak.
 

Kunjungan luar terdiri dari :
· Kunjungan Kecil
Berupa kunjungan ke lingkungan sekitar sekolah, misalnya kunjungan ke Taman, Masjid, Kantor Polisi, Kantor Pos, Pemadam Kebakaran, stasiun Kereta Api dll.

· Kunjungan Besar
Kunjungan besar dilakukan ke tempat yang cukup jauh dan membutuhkan waktu khusus serta transportasi untuk para siswa, contohnya kunjungan ke Kids Sport, Taman Mini, Bandara, Taman Safari dll.

b. Pengenalan Profesi
Adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengundang narasumber dari profesi tertentu untuk memberikan penjelasan dan peragaan secara langsung dihadapan siswa tentang suatu materi pelajaran yang sedang dibahas berkaitan dengan profesi tersebut. Contohnya adalah pengenalan profesi Dokter, Pilot/Penerbang, Polisi, Kepala Desa, Pedagang, dll.

c. Tasyakur dan PHB (Peringatan Hari Besar )
Adalah kegiatan peringatan Hari-hari Besar, yang dilakukan dengan berbagai macam kegiatan seperti perlombaan, panggung seni, parade karya dan lain-lain. Mislanya Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI, Hari Kartini, dll.

d. BakSos Anak Sholeh
Adalah kegiatan sosial yang bertujuan menumbuhkan kepedulian sosial pada siswa, yaitu dengan memberi bantuan kepada masyarakat sekitar sekolah yang membutuhkan bantuan, seperti sumbangan sembako untuk fakir miskin, korban bencana alam, atau sumbangan alat sekolah untuk anak-anak tidak mampu.

e. Partisipasi Orangtua
Yaitu kegiatan melibatkan orangtua siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, sebagai Nara sumber, guru pendamping atau guru bantu dll. Misalnya orang tua membantu membimbing siswa dalam praktik memasak sederhana (fun cooking), menghadiri acara khusus sekolah, mengisi buku penghubung, memberi saran dan usul pengembangan dan peningkatan sekolah, dll.

f. Pemeriksaan Kesehatan
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran hidup sehat serta mengakrabkan anak pada profesi paramedis. Terdiri dari pemeriksaan gigi dan pemeriksaan umum.

g. Sumbangan Sosial & Tabungan
Sumbangan social rutin dilakukan setiap seminggu sekali untuk melatih anak beramal secara konkrit dan berjiwa sosial, serta menumbuhkan kepedulian terhadap kaum dhuafa’. Kegiatan menabung di sekolah dilakukan tiap seminggu sekali, dimaksudkan untuk melatih anak bersikap hemat dan belajar menunda keinginan untuk mendapatkannya di waktu lain.

h. Pemutaran Film Edukatif
Yaitu kegiatan belajar dengan menggunakan media audio visual Televisi/Film yang memiliki tema/topik acara sesuai dengan materi pembelajaran.

i. Aneka Lomba
Dilakukan untuk menumbuhkan persaingan sehat pada anak, melatih kecepatan berpikir dan bertindak, melatih diri menghadapi dan menghargai kawan satu tim atau lawan pertandingan.

j. Pameran Karya
Dilakukan untuk menanamkan kepercayaan diri dengan ditampilkan karyanya di depan kelas, sehingga menumbuhkan konsep diri yang positif dan memotivasi anak untuk mengembangkan kreativitasnya.

k. Panggung Seni/Pentas Anak
Dilakukan untuk melatih keberanian dan rasa percaya diri anak untuk tampil di muka umum, serta menunjukkan kemampuan dan keterampilannya.

l. Puncak TEMA.
Adalah kegiatan atraktif yang dilakukan sebagai akhir dari sebuah tema, dengan berbagai kegiatan yang menarik berupa proyek, lomba, kunjungan dan kegiatan lainnya sesuai perencanaan kelas.

Kegiatan - kegiatan di atas ditentukan oleh tim guru untuk dilakukan pada waktu-waktu tertentu dalam 1 Tahun Ajaran apakah di semester 1 atau semester 2, Kegiatan dilakukan secara berkesinambungan dengan Program Kegiatan Belajar (Indikator Kemampuan) dan Tema Pembelajaran yang telah ditentukan. Kegiatan-kegiatan ini merupakan kegiatan besar, sehingga membutuhkan persiapan yang matang. Persiapan dapat dibuat dalam bentuk perencanaan kegiatan tahunan yang melibatkan seluruh personil sekolah (guru, kepala sekolah, administrasi dll.), siswa dan orangtua siswa.

TEMA PEMBELAJARAN PAUD Permata Hati



Semester I

1. Aku dan Sekolahku
· Alat Bermain
· Orang-orang yang ada di sekolah
· Perlengkapan sekolah
· Tata Tertib

2. Aku dan Identitasku
· Identitasku
· Ciri-ciriku
· Kepunyaanku

3. Aku dan Rumahku
· Anggota Keluargaku
· Tugas anggota keluarga
· Ruangan di rumahku
· Kebiasaan di rumahku
· Tata tertib di rumahku

Semester II
1. Aku dan Kesukaanku
· Makanan dan minuman
· Warna
· Alat Permainan/Kegiatan Bermain

2. Aku dan Alam Sekitarku
· Binatang
· Tanaman
· Kendaraan
· Sarana Umum

3. Aku dan Hari Besar
· Hari Besar Nasional
· Hari Besar Keagamaan
· Hari Spesial

Catatan
Pada waktu tertentu dapat diberlakukan Tema Sisipan yang berhubungan dengan moment/peristiwa yang terjadi misalnya Hari Raya Idul Fitri, Maulud, dll.

Program Kegiatan Belajar PAUD Permata Hati
BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENT


Program Pengembangan Kemampuan Multiple Intelligent
 

A. SPIRITUAL, MORAL DAN NILAI AGAMA
  • Mampu menirukan kegiatan keagamaan.
  • Mampu meniruakan sikap berdo’a.
  • Mampu berpartisipasi dalam hal keagamaan.
  • Mampu menyanyikan lagu-lagu keagamaan.
  • Menunjukkan rasa senang mendengarkan cerita keagamaan.
  • Mampu menyebutkan ciptaan Tuhan secara sederhana.
  • Mampu mengenal sifat-sifat Tuhan secara sederhana.
  • Mampu mengucapkan bacaan do’a dengan lengkap dan benar.
  • Terbiasa menggunakan kalimat puji-pujian/thoyyibah.
  • Mampu menunjukkan konsekuensi apabila berbuat benar atau salah.



 

B. PENGEMBANGAN BAHASA
  • Mampu menyebut nama, jenis kelamin, dan umur
  • Mampu berbicara dengan suara yang cukup terdengar
  • Mampu berbicara lancar dengan kalimat sederhana
  • Mampu mengungkapkan sesuatu dengan kalimat pendek 3-4 kata
  • Mampu mengulang lagu anak-anak, menyanyikan lagu sederhana
  • Mampu menyebut nama benda dan fungsinya
  • Mampu melaksanakan dua perintah lisan secara berurutan dengan benar
  • Mampu menjawab pertanyaan sederhana
  • Mampu menyebut pertanyaan dengan menggunakan kara “apa”, “mengapa”, dan “kenapa”
  • Mampu mengenal dan menirukan berbagai jenis suara
  • Mampu bercerita tentang pengalaman sendiri
  • Mampu mengenal kata yang menunjukkan posisi, seperti: di atas, di bawah, di depan, di belakang
  • Mampu mengajukan pertanyaan lebih banyak
  • Mampu mengenal masing-masing bunyi huruf alfabet


C. PENGEMBANGAN SOSIAL

 
C. PENGEMBANGAN KOGNITIF
  • Mampu menyebutkan warna dasar
  • Mampu membedakan besar dan kecil ( 2 dimensi)
  • Mampu menggunakan pan jang dan pendek (2 dimensi)
  • Mampu mengelompokkan menurut warna dasar
  • Mampu mengelompokkan dua bentuk yang sama
  • Mampu mengenal konsep makna berlawanan kosong-penuh, berat-ringan
  • Mampu mengelompokkan benda-benda yang sama sejenis.
  • Mengenali dan menyebut angka 1-10
  • Mampu mengenal ukuran
  • Mampu mengenal konsep bilangan 1-5 dengan benda-benda

D. PENGEMBANGAN SENI
  • Mampu menggambar bebas dengan berbagai media, misal : pensil warna, crayon, spidol
  • Mampu bermain warna dengan berbagai media, misal : caryon, cat air, spidol dll
  • Mampu melukis dengan jari
  • Mampu mewarnai bentuk gambar sederhana
  • Mampu menjahit sederhana dengan berbagi media, misal : benang wol atau tali sepatu
  • Mampu membedakan 3 warna atau lebih

E. OLAH NADA
  • Dapat memukul-mukul benda dengan tangan
  • Mampu menyanyikan lagu anak-anak dan menyanyikan lagu sederhana
  • Dapat mengekspresikan gerakan sesuai dengan irama musik sederhana
  • Mampu menggerakkan kepala, tangan, atau kaki sesuai dengan irama
  • Mampu mengulang lagu anak-anak dan menyanyikan lagu sederhana
  • Dapat bertepuk tangan mengikuti irama
  • Mampu membuat bunyi-bunyian dengan berbagai alat
F. OLAH RAGA
  • Mampu melompat atau berlari ditempat
  • Mampu melompat dengan 2 kaki sebanyak 4 kali
  • Mampu berjalan pada garis lurus
  • Mampu mendorong, menarik, dan mengendarai sepeda roda tiga
  • Mampu menggunakan papan luncur tanpa bantuan (latihan ketangkasan dan kelincahan)
  • Mampu berlari dengan cepat dan berputar-puter tanpa kendala
  • Mampu bermain dengan bola : menendang dengan mengayunkan kaki kedepan dan ke belakang
  • Mampu merayap dan merangfkak lurus kedepan
  • Dapat berjalan di atas papan titian dengan tinggi 20 cm
  • Menaiki dan menuruni tangga dengan berganti-ganti kaki dan berpegangan pada pegangan tangga
  • Mampu menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada
  • Mampu menaiki kursi dan berdiri di atasnya
  • Mampu melakukan gerakan senam sederhana
Alam raya sekolahku
Alam raya sekolahku
PermataHati NTB, Mataram - Permata Hati adalah sekolah dini yang sesuai dengan agama karena pelajaran agama sudah dikenalkan kepada anak dari sejak dia dalam kandungan orangtua dan juga sejak dia sudah mengetahui/ mengenal agamanya.

Permata Hati juga memberikan penyadaran tentang perbedaan agama, perbedaan ras dan anak dapat bersikap toleran terhadap yang lain dan anak sadar akan identitas dirinya tetapi juga luwes bergaul dengan mereka yang berbeda dari dirinya.

Lokasi Permata Hati dekat dengan rumah karena anak masih kecil, mudah untuk diantar dan dijemput. Jika jauh dari rumah, pengunaan mobil jemputan dapat dipertimbangkan.

Kurikulum, mutu pendidikan, kemampuan guru dari Permata Hati mengutamakan kreatifitas anak, dimana anak tidak dituntut untuk mengikuti kehendak gurunya.

Biaya yang relatif tidak mahal tetapi tetap mengutamakan kualitas adalah fokus Permata hati.

Permata Hati memiliki fasilitas lebih dari sekolah dini lainnya dan guru yang selalu membimbing, mengarahkan dapat mudah ditemui, dengan bayaran yang sangat terjangkau. Berbeda dengan sekolah dini lainnya, fasilitas yang terus ditingkatkan, guru yang selalu siap", sehingga murid "senang" untuk mandiri dan belajar sendiri, dan banyak keanekaragaman murid. Kebanyakan dan disadari atau tidak, "Permata Hati" akan menjadi Ssekolah Dini dan merupakan obsesi dari banyak orang tua dan rasa cinta almamaternya.

Pendidikan yang dilakukan bukan hanya di sekolah saja, tetapi di rumah dan di masyarakat sekitar sekolah. Orangtua akan terus didampingi untuk terus berusaha membangun fondasi yang kuat untuk anak-anak mereka termasuk mental-spiritual dan menjadi teladan yang baik untuk anak-anak.

Permata Hati tidak hanya berorientasi pada IQ anak saja tetapi juga membentuk keseimbangan antara IQ dan EQ (kecerdasan emosional yang dipengaruhi lingkungan),. Dengan EQ tinggi anak diharapkan dapat survive dalam segala masalah hidup walaupun anak itu hanya memiliki IQ yg rendah, dia mampu menghadapi kegagalan dan belajar mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut. Pada seseorang yang memiliki EQ rendah sedangkan berIQ tinggi, atau di atas rata - rata akan mempunyai kecendrungan untuk sulit menguasai emosi.

Apapun usaha dan harapan orangtua pada anak harus diingat bahwa itu adalah kehidupan anak bukan milik kita. Kita sebagai orangtua hanya bisa mengantarkannya menjadi pribadi yang kreatif dan mandiri untuk meraih masa depannya.